بِسْــــــــــــــــــمِ اﷲِالرَّحْمَنِ اارَّحِيم
(Bismillahir rohmanir rohim)
Macam-Macam Najis
Dalam ajaran Islam, najis dibagi menjadi tiga macam, yaitu najis mugallazah, mukhaffafah, dan mutawassitah.
Njis Ringan (Mukhaffafah) adalah najis yang berasal dari air kencing bayi laki-laki yang belum makan apa-apa, kecuali air susu ibunya dan umurnya kurang dari 2 tahun. Cara menyucikan najis ini cukup dengan memercikkan air pada benda yang terkena najis.
Najis Ringan
Njis Ringan (Mukhaffafah) adalah najis yang berasal dari air kencing bayi laki-laki yang belum makan apa-apa, kecuali air susu ibunya dan umurnya kurang dari 2 tahun. Cara menyucikan najis ini cukup dengan memercikkan air pada benda yang terkena najis.
Najis mukhaffafah (ringan), ialah kencing bayi laki-laki yang belum memakan selain susu, sedang umurnya belum lagi sampai dua tahun. Adapun dalil yang
menunjukkan najis ini mukhaffafah, adalah karena ia cukup diperciki air.
Asal percikan itu merata pada seluruh yang terkena najis, maka
cukuplah, sekalipun tidak mengalir.
Hadits
Al-Bukhari (2021) dan Muslim (287) dan lainnya telah meriwayatkan dari Ummu Qais binti Mihsab RA:
اَنَّهَا اَتَتْ باِبْنٍ لَهَا
صَغِيْرٍ لَمْ يَأكُلِ الطَّعَامَ اِلىَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَبَالَ عَلَى ثَوْبِهِ، فَدَعَا بِمَاءٍ فَنَضَحَهُ
وَلَمْ يَغْسِلْهُ
Bahwa wanita itu telah datang membawa seorang anaknya yang masih kecil, yang belum memakan makanan, kepada Rasulullah sholallahu 'alaihi wasallam tiba-tiba anak itu kencing pada baju beliau. Maka beliau menyuruh ambilkan air, lalu beliau percikkan tanpa mencucinya.
Fanadhahahu: maka dia memercikkannya, sehingga air itu meratai tempat najis itu dan membuatnya basah kusup, tetapi tidak mengalir.
Cara membersihkannya, cukup dengan memercikkan air bersih pada benda
yang terkena Najis tersebut sampai bersih betul. Kita perhatikan Hadits
dibawah ini :
“Barangsiapa yang terkena Air kencing Anak Wanita, harus dicuci.
Dan jika terkena Air kencing Anak Laki-laki. Cukuplah dengan memercikkan
Air pada nya”. (H.R. Abu Daud dan An-Nasa’iy)
Demikian semoga bermanfaat bagi kita semua. Wallahu Ta'ala a'lam.
0 komentar:
Posting Komentar